Mungkin ada orang yang menjadi paranoid, takut, khawatir atau cemas akibat serangan wabah global yang bernama Covid-19 atau virus Corona ini. Banyak pekerjaan, profesi, bahkan bisnis dari yang kecil, menengah sampai besar sangat terganggu oleh virus mematikan ini. Gangguan terhadap pekerjaan atau bisnis ini terjadi hampir di semua bidang, baik yang formal maupun sektor informal.
Kenapa mereka cemas?
Wujud rasa cemas pada Covid-19? (eltiempo.com/mundo) |
Berat ringan rasa cemas itu tentu tidak sama pada setiap orang. Pada awal munculnya virus Corona ini bahkan ada yang meremehkan ganasnya Covid-19 ini. Presiden adidaya Donald Trump pun sempat memandang enteng. Anda pasti bukan seperti mereka, melainkan ingat pesan Presiden Jokowi untuk melaksanakan aturan PSBB dengan baik dan benar, apalagi Presiden sudah menggelontorkan dana lebih dari 405 Triliun rupiah untuk menangani virus Corona ini, termasuk stimulus ekonomi.
Akhirnya Donald Trump menyadari bahaya Covid-19 dan mengajak warga dan staff White House berdoa bersama untuk mencegah penyebaran virus Corona supaya tidak meluas di USA (kompas.com) |
Ketika berbagai aturan tentang pembatasan sosial, begitu pula setelah beberapa negara di Eropa seperti Itali, Perancis atau di Malaysia menerapkan pembatasan yang lebih ekstrim atau lock down, terjadi hal fatal diakibatkan oleh sikap meremehkan sebagian warga di sana. Indonesia pun sempat mengalami hal ini terutama jika dikaitkan dengan adanya pembatasan untuk beribadah di rumah ibadah.
Tentu ada pemahaman yang keliru terhadap berbagai aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di suatu negara atau pemerintah daerah, termasuk pula di kalangan elite politik, tokoh masyarakat, warganet, maupun pihak lain yang berniat buruk untuk mengacaukan keadaan menyedihkan ini.
Berbagai berita yang berseliweran di media sosial juga punya andil untuk membebani pikiran orang, meskipun ada juga juga informasi yang mencerahkan hati supaya tidak cemas berlebihan.
Lalu bagaimana memilih peluang baru untuk berbisnis setelah badai Corona berlalu?
Setelah anda stay at home dan merasakan (mungkin untuk pertama kali) working from home dan belajar di rumah bareng anak-anak anda, maka ada aktivitas yang tidak anda sadari, ternyata ada bisnis yang tetap berjalan, meskipun omzet bisnis ini ada penurunan, namun mereka bisa bertahan dan tetap berlanjut.
Kreativitas pun bermunculan di antara para seniman musik, fotografer, penulis dan pebisnis lain yang sebelumnya sudah merintis bisnis yang bisa making money online. Jika anda punya keinginan yang sama, kini saatnya anda ingat kata Cak Lontong: Mikiiir.
Sambil mikir, yuk nonton video Cak Lontong ini supaya rasa cemas berlalu seperti Bajaj yang kini biru warnanya.
Inilah anda momen penting dalam hidup kita untuk merenung dan menyepi dalam keramaian yang bising di media sosial - terjadi pertarungan antara fakta dan hoax. Sekali lagi, Mikiiir. Pisahkanlah dengan saringan sosial yang ada di pikiran kita supaya tidak gegabah dalam berfikir, berkata dan berbuat pada hari ini dan di masa depan.
Menjadi kreatif adalah pilihan terbaik di abad 21 ini, bukan hanya mengandalkan cara-cara konvensional. Sesederhana apapun pemikiran atau ide anda untuk memulai sebuah usaha rintisan atau startup business, hal terpenting yang harus anda kurangi secara drastis adalah rasa cemas anda dan mengusir hoax. Pastikan jempol anda berhenti untuk memforward video, tulisan atau meme yang diragukan kebenarannya.
Mungkin setelah badai Covid-19 ini berlalu (semoga semakin cepat), kehidupan anda akan berubah (anda yang akan menyadarinya). Karena itulah anda harus mempercayai potensi dalam diri anda, bahwa anda sebenarnya punya talenta tertentu yang mungkin selama ini anda abaikan karena anda lebih memilih untuk bekerja di perusahaan konvensional yang minim kesempatan untuk dialihkan agar bisa dikerjakan di rumah atau di luar kantor.
Yuk diskusi dengan video conference dengan rekan-rekan di group WA dan bertukar pikiran dan sedikit lelucon agar anda juga mereka sama-sama mendapat inspirasi, bahkan ide yang bisa dikerjakan bersama untuk memulai bisnis baru, yang siapa tahu ternyata lebih unik daripada traveloka, bukalapak atau Alibaba dan sebagainya. Yuk gunakan smartphone dan laptop anda untuk memulai bisnis baru.
Are you ready?