Keajaiban Tiongkok 4.0: Faktor-Faktor Kunci di Balik Revolusi Ekonomi dan Teknologi
Apakah kemajuan Tiongkok atau China di bidang ekonomi dan
teknologi bisa disebut sebagai keajaiban? Katakanlah Keajaiban Tiongkok 4.0.
Jepang pernah merasakan hal ini pada era 1980an sampai 1990an dan banyak
mengambil alih perusahaan raksasa di Amerika Serikat, Inggris, Australia dan
negara-negara lainnya. Tiongkok tidak mau ketinggalan untuk menyamai keajaiban
yang pernah diraih Jepang, sehingga negara-negara maju seperti Amerika Serikat
mau tidak mau mengakui kehebatan dua negara Asia ini, termasuk Korea Selatan.
Yang menarik untuk dipertanyakan lebih lanjut, kapan giliran Indonesia?
Tiongkok telah
mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa dekade terakhir, menjadikannya
salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi tercepat di dunia.
Keberhasilan ini tidak terjadi begitu saja; ada beberapa faktor kunci yang
berkontribusi pada kemajuan pesat ini.
Pada akhir 1970-an, di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping,
Tiongkok memulai serangkaian reformasi ekonomi yang dikenal sebagai
"Reformasi dan Pembukaan". Kebijakan ini membuka pintu bagi investasi
asing, memperkenalkan mekanisme pasar, dan mendorong sektor swasta.
Transformasi ini memungkinkan Tiongkok untuk memanfaatkan keunggulan
komparatifnya dalam tenaga kerja murah dan memulai proses industrialisasi
besar-besaran.
Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan
infrastruktur, termasuk jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, dan bandara.
Pembangunan infrastruktur yang cepat dan efisien ini memungkinkan distribusi
barang dan jasa dengan lebih baik, yang sangat penting bagi pertumbuhan
ekonomi. Proyek-proyek besar seperti Belt and Road Initiative (BRI) juga
memperluas pengaruh ekonomi Tiongkok ke luar negeri.
Pemerintah Tiongkok secara proaktif mendorong pengembangan
sektor teknologi tinggi melalui kebijakan industri yang terfokus. Inisiatif
seperti "Made in China 2025" bertujuan untuk menjadikan Tiongkok
pemimpin global dalam teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, robotika,
dan bioteknologi. Pemerintah juga memberikan dukungan finansial dan regulasi
yang mendukung inovasi teknologi.
Tiongkok telah berinvestasi besar dalam pendidikan dan
pelatihan. Negara ini menghasilkan jutaan lulusan dengan keahlian di bidang
sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) setiap tahunnya.
Lulusan-lulusan ini menjadi tenaga kerja yang sangat kompeten dan berkontribusi
pada perkembangan sektor teknologi dan industri.
Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar orang, Tiongkok
memiliki pasar domestik yang sangat besar. Pasar yang luas ini menciptakan
permintaan yang kuat untuk berbagai produk dan layanan, mendorong pertumbuhan
perusahaan domestik. Selain itu, kelas menengah yang terus berkembang
meningkatkan konsumsi domestik dan menciptakan peluang ekonomi lebih lanjut.
Sistem politik di Tiongkok yang dipimpin oleh Partai Komunis
memungkinkan penerapan kebijakan yang konsisten dan jangka panjang.
Sentralisasi kekuasaan memungkinkan pemerintah untuk mengambil keputusan
strategis dengan cepat dan efisien, serta memastikan pelaksanaan kebijakan yang
kohesif di seluruh negeri.
Perusahaan-perusahaan Tiongkok telah menunjukkan kemampuan
luar biasa dalam mengadopsi dan mengadaptasi teknologi baru. Selain meniru
teknologi Barat, mereka juga berinovasi dan mengembangkan teknologi baru.
Perusahaan seperti Huawei, Tencent, dan Alibaba telah menjadi pemain global
utama di sektor teknologi.
Tiongkok telah mengambil peran aktif dalam globalisasi
dengan menjadi pusat manufaktur dunia dan terlibat dalam perdagangan
internasional. Keanggotaan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun
2001 memperkuat integrasi Tiongkok ke dalam ekonomi global, meningkatkan
ekspor, dan menarik investasi asing.
Keberhasilan Tiongkok dalam mencapai kemajuan pesat di
bidang ekonomi dan teknologi adalah hasil dari kombinasi reformasi kebijakan,
investasi besar-besaran, strategi pendidikan, dan adaptasi teknologi. Dengan
dukungan pemerintah yang kuat dan visi jangka panjang, Tiongkok telah berhasil
mengubah dirinya menjadi kekuatan ekonomi dan teknologi global dalam waktu yang
relatif singkat. Keberhasilan ini memberikan pelajaran berharga tentang
pentingnya kebijakan yang tepat, investasi dalam sumber daya manusia, dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan global.
Indonesia pun sebenarnya bisa meraih kejayaan ekonomi berbasis teknologi, seni dan budaya jika pemerintah dan masyarakatnya "mampu fokus" pada hal-hal yang penting, bukan hanya ribut soal politik atau hanya sibuk meributkan hal-hal remeh, apalagi dikotori dengan korupsi dan perilaku negatif lainnya.
Image source: